JENIS-JENIS TASYBIH
http://ilmu-balaghah.blogspot.co.id/ |
JENIS-JENIS TASYBIH
Pembagian tasybih bisa dilihat dari berbagai sisi, seperti adat,
wajh, bentuk wajh, dan urutannya.
1. Dilihat dari segi ada atau tidak
adanya adat tasybih
a) Tasybih Mursal
Tasybih Mursal adalah tasybih yang
adat tasybihnya disebutkan, seperti contoh:
أنا كالماء إن
رضيت صفاء # و إذا ما سخطت كنت لهيبا
Artinya :
“bila
aku rela, aku setenang air yang jelas dan bila aku marah, aku sepanas api
menyala.”
سرنا في ليل بهيم
كأنه # البحر ظلاما و إرهابا
Artinya:
Pada kedua syi’ir di atas terdapat ungkapan tasybih, yaitu أنا كالماء dan كأنه البحر.
Pada kedua tasybih tersebut adat-nya disebutkan, yaitu "ك" pada
tasybih pertama dan "كأنه" pada tasybih kedua.
b) Tasybih Muakkad
Tasybih Muakkad adalah
salah satu bentuk tasybih yang dibuang adat tasybihnya, seperti contoh:
أين ازمعت أيها
الهمام؟ # نحن نبت الربا و أنت الغمام
Artinya:
“Kemanakah
tuan hendak menuju, wahai raja yang pemurah? Kami adalah tumbuh-tumbuhan
pegunungan dan tuan adalah mendung.”
أنت نجم في رفعة
و ضياء # تجتليك العيون شرقا و غربا
Artinya:
“engkau
adalah bintang yang tinggi dan terang, dapat dilihat dari timur dan barat.”
Pada kedua syi’ir di atas terdapat ungkapan tasybih, yaitu pada ungkapan "أنت نبت الربا و أنت الغمام" dan "أنت نجم في رفعة و ضياء".
Pada kedua ungkapan tasybih tersebut tidak ada adat tasybih-nya, sehingga
dinamakan tasybih muakkad.
2. Dilihat dari segi ada atau tidak
adanya wajh syibh
Dilihat dari aspek wajh syibh-nya tasybih dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
a. Tasybih
mufashshal
Tasybih mufashshal adalah
tasybih yang disebut wajh syibh-nya, seperti contoh:
كالسيف في اخدامه
و الغيث في # ارهامه و الليث في اقدامه
Artinya:
“Tajamnya
laksana pedang, lebatnya laksana hujan, beraninya laksana singa.”
Pada ungkapan di atas terdapat tiga uslub tasybih.
Pada ketiga ungkapan
tasybih tersebut wajh-syibh-nya disebut yaitu berupa kata "في اخدامه"، "في ارهامه"، dan "في اقدامه" .
Dengan demikian berdasarkan kaidah ilmu balaghah, maka tasybih tersebut
dinamakan tasybih mufashshal.
b. Tasybih
Mujmal
Tasybih mujmal adalah
tasybih yang dibuang wajh syibh-nya, seperti contoh berikut:
فكأن لذة صوته و
دبيبها # سنة تمشي في مفاصل نعس
Artinya:
“
Kemerduan suaranya yang mengalun itu sungguh bagaikan kantuk yang merayap ke
seluruh persendian orang yang mengantuk.”
و كأن الشمس
المنيرة دينار # جلته حدائد الضراب
Artinya:
“
matahari yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar (uang logam) yang tampak
kuning cemerlang berkat tempaan besi cetakannya.”
Pada kedua contoh di atas terdapat aspek penyerupaan, sehingga ungkapan
tersebut dinamakan tasybih. Jika kita telaah kita akan mendapatkan bahwa pada
ungkapan tasybih tersebut tidak terdapat wjh syibh, sehingga ia termasuk
kategori tasybih mujmal.
3. Dilihat dari segi ada atau tidak
adanya adat dan wajh syibh
a. Tasybih
Baligh
Tasybih baligh adalah
tasybih yang dibuang adat tasybihnya dan wjh syibh-nya, seperti contoh:
أنت شمس أنت بدر
أنت نور فوق نور
Artinya:
“
Engkau matahari, engkau bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya.”
b. Tasybih
ghair-baligh
Tasybih ghair-baligh adalah
tasybih yang merupakan kebalikan dari tasybih baligh.
4. Dilihat dari bentuk wajh syibh
a. Tasybih
tamtsil
Tasybih tamtsil adalah tasybih yang keadaan wajh syibh-nya terdiri dari
gambaran yang dirangkai dari gambaran yang dirangkai dari keadaan beberapa hal.
Contoh tasybih tamtsil bisa kita lihat pada syi’ir Abu Firas al-Hamdany:
و الماء يفصل بين
روض # زهر في الشطين فصلا
كبساط و شيئ
جردت # أيدى القيون عليه نصلا
Artinya:
“
sungai yang memisahkan taman bunga itu pada kedua pinggirnya, bagaikan baju
sulaman yang dihamparkan, sedangkan di atasnya tergeletak sebilah pedang yang
telah terhunus dari sarungnya.”
Pada syi’ir di atas, Abu Firas menyerupakan keadaan air sungai, yakni air
yang membelah taman menjadi dua bagian di kedua pinggirnya, yang dihiasi oleh
bunga-bunga berwarna-warni yang tersebar di antara tumbuh-tumbuhan hijau segar,
diserupakan dengan pedang berkilau yang dihunus oleh pembuat senjata, lalu
diletakkan di atas kain sutera yang bersulamkan aneka warna. Dari paparan di
atas, kita melihat bahwa Abu Firas ingin menyerupakan suatu kejadian yang ia
lihat dengan keadaan lain yang ia bayangkan. Maka wajh syibh-nya adalah
gambaran secara menyeluruh.
b. Tasybih
ghair Tamtsil
Tasybih ghair tamtsil adalah
tasybih yang wjh syibh-nya tidak terdiri dari rangkaian gambaran beberapa hal.
Wajh syibh pada tasybih ghair tamtsil terdiri dari satu hal atau mufrad.
Tasybih gahir tamtsil merupakan kebalikan dari tasybih tamtsil.
5. Tasybih yang keluar dari kebiasaan
Selain jenis-jenis seperti yang telah disebutkan terdahulu, ada pula
jenis tasybih yang keluar dari dasar awal penyusunan ungkapan tasybih. Tasybih
jenis ini ada dua, yaitu tasybih dhimni dan tasybih maqlub.
a. Tasybih
maqlub
Tasybih maqlub adalah
suatu jenis tasybih yang posisi musyabbahnya dijadikan musyabbah bih, sehingga
yang seharusnya musyabbah dijadikan musyabbah bih, dan yang seharusnya
musyabbah bih menjadi musyabbah dengan anggapan wajh al-syibh pada musyabbah
lebih kuat, contoh:
و بدا الصباح كأن
غرته # و جه الخليفة حين يمتدح
----------------
Sumber : http://fathin-anifatin.blogspot.co.id/
0 comments:
Post a Comment